Notification

×

Iklan

Iklan

Gencatan Senjata Israel-Hamas: Apa yang Kita Ketahui dan Apa Langkah Selanjutnya?

Sabtu, 11 Oktober 2025 | Oktober 11, 2025 WIB Last Updated 2025-10-11T04:12:29Z
Kairo,neocakra.com  – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama dari kerangka perdamaian yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza serta pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina.

Pengumuman ini mengikuti rencana 20 poin Trump untuk mengakhiri perang di Gaza yang ia sampaikan pekan lalu — dan yang disambut baik oleh Israel, Hamas, serta sebagian besar negara di dunia.

Apa yang terjadi pada Rabu (08/10)?

Trump mengatakan, Israel dan Hamas telah menyetujui langkah pertama dari rencana gencatan senjatanya.

Dalam unggahan di Truth Social pada pukul 23:17 GMT, ia menulis bahwa semua sandera akan segera dibebaskan dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati sebagai bagian dari kesepakatan.

Beberapa jam sebelumnya, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia siap bepergian ke Timur Tengah akhir pekan ini untuk mendorong rencana tersebut.

Ia pertama kali mengumumkan proposal 20 poinnya pada 29 September, setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, menyebutnya sebagai peta jalan untuk mengakhiri perang di Gaza.

Dalam acara di Gedung Putih pada Rabu, Menteri Luar Negeri Marco Rubio memberikan secarik catatan tulisan tangan kepada Trump, yang menyarankan agar ia segera mengumumkan kesepakatan itu di Truth Social.

Setelah membacanya, Trump berkata kepada wartawan: “Saya baru saja menerima catatan dari menteri luar negeri yang mengatakan kita sangat dekat dengan kesepakatan di Timur Tengah, dan mereka akan segera membutuhkan saya.”

Apa yang dikatakan Trump telah disepakati?

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menulis bahwa: Israel dan Hamas sama-sama telah menandatangani tahap pertama rencana perdamaian; Semua sandera akan segera dibebaskan; Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati; Itu akan menjadi langkah pertama menuju perdamaian yang kuat dan berkelanjutan; Semua pihak akan diperlakukan secara adil.

Trump juga mengucapkan terima kasih kepada mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki.

Pengumuman ini menjadi terobosan diplomatik terbesar Trump sejauh ini setelah delapan bulan berusaha menghentikan perang, yang juga menjadi janji utama kampanye pemilihannya kembali.


Apa yang masih belum pasti?

Meskipun kesepakatan ini membangkitkan harapan, banyak detail penting masih belum jelas.

Analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara, mengatakan masih ada “perbedaan serius” antara Israel dan Hamas, terutama tentang: waktu dan skala penarikan pasukan Israel, siapa yang akan mengelola Gaza pascaperang, dan masa depan Hamas itu sendiri.

Bishara menjelaskan, “Menurut rencana Trump, setelah Hamas menyerahkan sandera, perang seharusnya berakhir. Tapi Israel mengatakan tidak — perang hanya akan berakhir setelah Hamas dilucuti dari senjata.”

Kapan para sandera bisa dibebaskan?

Trump mengatakan kepada Sean Hannity (Fox News) bahwa sandera — termasuk jenazah yang telah meninggal — bisa dibebaskan pada hari Senin.

Sumber Hamas menyebut para sandera yang masih hidup akan dibebaskan dalam waktu 72 jam setelah pemerintah Israel menyetujui kesepakatan. Pejabat Israel memperkirakan proses itu bisa dimulai pada Sabtu.

Sekitar 20 sandera Israel diyakini masih hidup di Gaza. Hamas dan kelompok Palestina lainnya telah menyandera sekitar 250 orang dalam serangan 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang.

Trump juga menyebut bahwa Iran akan menjadi bagian dari “situasi perdamaian secara keseluruhan.”


Bagaimana reaksi Israel?

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai “Hari yang luar biasa bagi Israel.”

Ia menyampaikan terima kasih kepada Trump dan timnya atas “misi suci untuk membebaskan para sandera.”

“Dengan pertolongan Tuhan, kita akan terus mencapai semua tujuan kita dan memperkuat perdamaian dengan tetangga kita,” katanya.

Bagaimana reaksi Hamas?

Hamas mengeluarkan pernyataan bahwa kesepakatan itu mencakup: akhir perang di Gaza, penarikan pasukan pendudukan Israel, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan.

Hamas berterima kasih kepada Qatar, Mesir, Turki, dan Trump atas peran mediasi mereka dan menyerukan kepada AS dan pihak lain agar memastikan Israel benar-benar melaksanakan isi perjanjian.

“Kami tidak akan meninggalkan hak nasional rakyat kami untuk kebebasan, kemerdekaan, dan menentukan nasib sendiri,” bunyi pernyataan Hamas.

Bagaimana reaksi rakyat Gaza?

Menurut koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum, warga Gaza menunjukkan campuran kegembiraan dan kehati-hatian.

Dari Deir el-Balah, ia melaporkan bahwa banyak keluarga bersorak mendengar berita gencatan senjata setelah dua tahun penderitaan dan kehancuran, tetapi mereka tetap waspada karena gencatan senjata belum berlaku secara resmi.

“Warga sangat menantikan momen bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai — atau bahkan sekadar kesempatan untuk berduka,” ujarnya.

“Namun hati-hati diperlukan, karena beberapa daerah masih diklasifikasikan sebagai zona merah aktif.”

Bagaimana reaksi dunia?

Para pemimpin dunia menyambut penandatanganan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza.

Sekjen PBB António Guterres memuji “terobosan diplomatik yang sangat dibutuhkan ini.”

PM Inggris Keir Starmer menyerukan agar kesepakatan dilaksanakan sepenuhnya tanpa penundaan.

PM India Narendra Modi berharap pembebasan sandera dan meningkatnya bantuan kemanusiaan “akan membawa kelegaan dan membuka jalan bagi perdamaian abadi.”

Menlu Selandia Baru Winston Peters menekankan bahwa Hamas harus membebaskan semua sandera dan Israel harus menarik pasukannya sesuai kesepakatan.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Netanyahu akan membawa kesepakatan ini ke rapat kabinet pada Kamis untuk disetujui.

Setelah disahkan, militer Israel akan mulai mundur, dan 72 jam kemudian Hamas diperkirakan mulai membebaskan sandera.

Trump dijadwalkan berkunjung ke Mesir dalam beberapa hari mendatang, dan juga diundang untuk berpidato di parlemen Israel (Knesset) — kunjungan yang katanya “kemungkinan besar akan terjadi.”

Tahap selanjutnya dari rencana Trump mencakup pembentukan badan internasional bernama Board of Peace untuk mengawasi administrasi Gaza pascaperang. Trump akan memimpin langsung badan itu, bersama beberapa pemimpin dunia termasuk mantan PM Inggris Tony Blair.

Namun para analis memperingatkan bahwa tahap berikutnya bisa jauh lebih sulit.

“Israel secara terbuka telah melanggar setiap gencatan senjata sebelumnya,” kata Michael Schaeffer Omer-Man dari organisasi HAM DAWN yang berbasis di AS.

“Menjamin agar mereka benar-benar mematuhi kesepakatan dan tidak kembali ke pertempuran — serta benar-benar mengizinkan aliran bantuan, barang, dan orang melintasi perbatasan — masih merupakan tantangan besar.” []

Sumber: Al Jazeera
×
Berita Terbaru Update